Dalam dunia yang semakin sibuk, ultra processed food menjadi sumber makanan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Selain praktis, makanan ini juga memiliki rasa yang menarik dan daya simpan yang lebih lama.
Namun, apakah jenis makanan ini baik untuk diet harian Anda? Simak penjelasannya dalam artikel berikut untuk mengetahui lebih lanjut mengenai dampak makanan ultra processed pada kesehatan dan berat badan Anda.
Apa Itu Ultra Processed Food?
Makanan ultra-proses adalah makanan yang mengalami banyak sekali proses pengolahan dengan penambahan berbagai bahan seperti gula, garam, lemak, pengawet, atau pewarna buatan. Makanan ini sering kali dibuat dari bahan-bahan yang diekstrak dari makanan asli. Contohnya adalah makanan beku, minuman ringan, hot dog, daging olahan, makanan cepat saji, kue kemasan, dan camilan asin.
Kata “ultra” mencerminkan perbedaan dengan makanan yang diproses, di mana makanan yang diproses hanya mengalami beberapa perubahan dari keadaan aslinya dengan penambahan garam, minyak, gula, atau zat lainnya. Contohnya adalah ikan kalengan, sayuran kalengan, buah dalam sirup, dan roti yang baru dibuat.
Sebagian besar makanan yang diproses hanya memiliki dua atau tiga bahan tambahan. Sementara makanan ultra-proses mengandung lebih banyak bahan tambahan dan mengalami lebih banyak pengolahan.
Apakah Ultra Processed Food Baik untuk Diet?
Sebelum memutuskan untuk memasukkan ultra processed dalam diet Anda, ada baiknya mempertimbangkan beberapa hal berikut ini:
Kandungan Gizi
Ultra Processed Food sering kali mengandung kadar lemak jenuh, garam, dan gula yang tinggi. Ketika kita mengonsumsi makanan ini, kita cenderung mengurangi asupan makanan yang lebih bergizi. Beberapa studi menunjukkan bahwa zat aditif dalam jenis makanan ini dapat berdampak negatif pada kesehatan.
Pengaruh Terhadap Tubuh
Proses yang dilakukan pada makanan dapat mempengaruhi bagaimana tubuh kita meresponnya. Contohnya, tubuh menyerap lebih sedikit lemak ketika kacang dimakan utuh dibandingkan saat kacang tersebut diolah menjadi bubuk dan minyaknya dilepaskan. Ada teori baru yang menyebutkan bahwa diet tinggi ultra processed food dapat mempengaruhi kesehatan usus.
Studi dan Penelitian
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Cell Metabolism membandingkan efek dari diet ultra-proses dengan diet tidak diproses terhadap asupan kalori dan penambahan berat badan. Studi ini melibatkan 20 orang dewasa yang sehat dan kelebihan berat badan, yang tinggal di fasilitas medis.
Hasilnya menunjukkan bahwa peserta mengonsumsi sekitar 500 kalori lebih banyak per hari selama fase diet ultra-proses dibandingkan dengan fase diet tidak diproses. Peserta rata-rata mengalami penambahan berat badan sebesar dua pon selama fase diet ultra processed food, dan kehilangan dua pon selama fase diet tidak diproses.
Kesimpulan
Ultra processed food mungkin merupakan opsi yang lebih praktis dan enak, namun kandungan gizinya yang rendah serta potensi dampak negatifnya terhadap kesehatan membuatnya kurang ideal untuk dikonsumsi secara rutin, terutama dalam program diet.
Mengurangi konsumsi makanan ultra-proses dan lebih memilih makanan yang tidak diproses atau minim diproses, bisa menjadi langkah bijak untuk menjaga kesehatan dan mengelola berat badan dengan lebih baik.
Layanan catering sehat Quessfit merupakan pilihan praktis bagi Anda yang membutuhkan makanan bergizi dan seimbang tanpa repot. Nikmati kemudahan mendapatkan asupan makanan yang sehat dan lezat untuk kebutuhan diet harian Anda di sini!