Real food semakin populer di kalangan masayarakat yang ingin menjalani pola makan sehat. Banyak orang memilihnya untuk menjaga berat badan ideal dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
Namun, masih banyak yang salah memahami konsep ini. Beberapa bahkan mengira real food sama dengan clean eating. Untuk itu, artikel ini akan membahas apa itu realfood, bagaimana pengaruhnya terhadap berat badan, serta alasan mengapa pola makan ini menjadi pilihan tepat bagi kesehatan.
Apa Itu Real Food?
Real food adalah makanan alami yang minim proses, bebas dari zat aditif, dan kaya akan nutrisi. Artinya, makanan ini dikonsumsi dalam bentuk yang paling mendekati keadaan aslinya.
Karakteristik utama real food:
- Tidak mengalami pemrosesan berlebihan
- Bebas dari bahan tambahan kimia
- Memiliki kandungan nutrisi tinggi
Seiring berkembangnya industri makanan di abad ke-20, pola makan masyarakat bergeser ke makanan siap saji dan ultra-processed foods. Meskipun praktis, makanan ini sering kali berdampak negatif pada kesehatan.
Banyak yang menyamakan real food dengan clean eating, padahal keduanya memiliki konsep berbeda. Clean eating lebih fokus pada memilih makanan yang “bersih” tanpa mempertimbangkan tingkat pemrosesan. Sementara itu, real food menekankan konsumsi makanan dalam bentuk alami dengan nutrisi yang tetap utuh.
Apakah Konsumsi Real Food Bisa Menjaga Berat Badan?
Lonjakan angka obesitas terjadi seiring meningkatnya konsumsi makanan ultra-processed. Makanan olahan tinggi kalori, rendah nutrisi, dan berisiko menyebabkan berbagai penyakit. Sebaliknya, realfood membantu menyeimbangkan berat badan dengan beberapa cara, yaitu:
1. Kaya Nutrisi
Makanan alami, baik dari sumber nabati maupun hewani, mengandung vitamin dan mineral yang mendukung kesehatan tubuh. Berbeda dengan makanan olahan yang minim mikronutrien, realfood membantu tubuh merasa lebih kenyang lebih lama.
Sebuah studi pada 786 orang menunjukkan bahwa peserta yang mengonsumsi makanan kaya mikronutrien merasa lebih kenyang, meskipun jumlah kalorinya lebih sedikit. Ini membuktikan bahwa real food bisa membantu mengontrol berat badan secara efektif.
2. Sumber Protein Berkualitas
Protein berperan penting dalam metabolisme, mengurangi rasa lapar, dan mengatur hormon yang berpengaruh pada berat badan. Real food merupakan sumber protein yang lebih baik karena tidak mengalami pemrosesan yang merusak asam amino esensial.
Sebagai contoh, 100 gram daging sapi segar mengandung sekitar 26 gram protein dan 250 kalori, tergantung pada jenis potongan dagingnya. Sementara itu, daging olahan seperti sosis sapi cenderung memiliki lebih sedikit protein dan lebih banyak lemak serta natrium.
3. Tidak Mengandung Gula Rafinasi
Gula alami dalam buah dan sayuran berbeda dari gula rafinasi yang sering ditambahkan ke makanan olahan. Gula rafinasi meningkatkan kalori tanpa manfaat gizi dan dapat menyebabkan obesitas.
Studi menunjukkan bahwa konsumsi gula rafinasi merangsang hormon lapar (ghrelin) dan menghambat sinyal kenyang di otak. Karena itu, menghindari gula tambahan dalam makanan olahan dan memilih real food lebih baik untuk menjaga berat badan.
4. Tinggi Serat Larut
Serat larut membantu mengontrol nafsu makan dengan memperlambat proses pencernaan. Serat ini juga berpengaruh pada hormon yang mengatur rasa lapar, sehingga membantu menekan asupan kalori secara alami.
Makanan tinggi serat larut meliputi ubi, kacang-kacangan, biji rami, serta buah dan sayuran. Mengutamakan realfood kaya serat adalah cara efektif untuk menjaga berat badan ideal.
5. Mengandung Polifenol yang Mendukung Pembakaran Lemak
Polifenol adalah senyawa dalam makanan nabati yang memiliki sifat antioksidan. Beberapa jenis polifenol, seperti epigallocatechin gallate (EGCG) dalam teh hijau, terbukti membantu meningkatkan pembakaran kalori.
Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi teh hijau dapat meningkatkan pengeluaran energi harian sebesar 3-4%. Ini berarti seseorang yang membakar 2.000 kalori per hari bisa menghilangkan tambahan 60-80 kalori hanya dengan memilih real food yang kaya polifenol.
6. Bebas Lemak Trans Buatan
Lemak trans buatan ditemukan dalam makanan olahan seperti biskuit, kue, dan donat. Konsumsi lemak ini terbukti meningkatkan berat badan, terutama lemak perut yang berisiko bagi kesehatan jantung dan metabolisme.
Sebaliknya, real food tidak mengandung lemak trans buatan. Beberapa sumber alami seperti daging sapi dan susu memang mengandung lemak trans alami, tetapi penelitian menunjukkan bahwa jenis ini tidak berbahaya bagi kesehatan.
7. Membantu Mengontrol Kecepatan Makan
Makan lebih lambat dapat membantu mengontrol porsi makan dan meningkatkan rasa kenyang. Real food yang kaya serat dan teksturnya lebih padat membuat proses mengunyah lebih lama.
Sebuah studi menemukan bahwa orang yang mengunyah setiap suapan 40 kali mengonsumsi 12% lebih sedikit makanan dibandingkan mereka yang hanya mengunyah 15 kali. Hal ini membuktikan bahwa memilih real food bisa menjadi strategi efektif untuk mengelola berat badan.

Real Food untuk Diet
Banyak pilihan real food yang bisa dimasukkan dalam menu harian. Berikut beberapa contohnya:
- Buah: Apel, pisang, beri, tomat
- Sayur: Brokoli, kale, ubi
- Protein: Telur, ikan salmon, daging tanpa lemak
- Karbohidrat kompleks: Nasi merah, biji chia
Mengadopsi pola makan berbasis real food bukan hanya sekadar tren, tetapi juga strategi efektif untuk menjaga berat badan tetap stabil. Makanan alami memberikan nutrisi optimal, membantu mengontrol nafsu makan, serta meningkatkan metabolisme tubuh.
Untuk mempermudah diet sehat Anda, catering sehat Quessfit siap menyediakan menu berbasis real food yang lezat dan bergizi. Dengan bahan-bahan alami dan komposisi yang seimbang, Quessfit membantu Anda mencapai berat badan ideal tanpa kompromi terhadap kesehatan.
Pesan sekarang dan nikmati free catering hingga tiga minggu!