Overweight sering disalahartikan sebagai obesitas, padahal keduanya punya perbedaan penting. Kesalahan memahami istilah ini bisa membuat seseorang abai terhadap risiko kesehatan yang sedang mengintai.
Data menunjukkan bahwa hampir tiga dari empat orang dewasa mengalami overweight atau obesitas. Keduanya bisa berdampak serius terhadap kesehatan, mulai dari penyakit jantung hingga diabetes tipe 2.
Pengertian Overweight dan Obesitas
Overweight adalah kondisi di mana berat badan seseorang melebihi angka ideal, namun belum termasuk dalam kategori obesitas. Pengukuran umum yang digunakan untuk menilai ini adalah Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI).
Seseorang dikatakan overweight jika BMI-nya berada di antara 25–29,9. Sementara itu, obesitas terjadi jika BMI sudah mencapai 30 ke atas. Meski sama-sama disebabkan oleh penumpukan lemak, tingkat keparahan dan dampaknya berbeda.
Namun BMI bukan satu-satunya penentu. Riwayat kesehatan, distribusi lemak tubuh, hingga kondisi medis lain turut dipertimbangkan oleh tenaga kesehatan.
Perbedaan Overweight dan Obesitas
Banyak orang mengira overweight dan obesitas hanyalah persoalan angka di timbangan. Padahal, keduanya punya karakteristik yang berbeda dan memerlukan pendekatan berbeda pula.
Berikut perbedaan antara overweight dan obesitas yang perlu kamu pahami:
1. Angka BMI
Seseorang dikategorikan overweight jika memiliki BMI antara 25 hingga 29,9. Sedangkan obesitas terjadi ketika BMI sudah mencapai angka 30 atau lebih.
2. Jumlah dan Ukuran Lemak
Pada kondisi overweight, penumpukan lemak tubuh masih tergolong ringan hingga sedang. Sementara pada obesitas, terjadi peningkatan yang signifikan baik dalam jumlah maupun ukuran sel lemak di dalam tubuh.
3. Risiko Kesehatan
Overweight memang meningkatkan risiko kesehatan, namun tingkat risikonya masih tergolong belum tinggi. Berbeda dengan obesitas yang secara signifikan meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, kanker, serta berbagai komplikasi serius lainnya.
4. Penanganan dan Intervensi
Kondisi overweight umumnya dapat diatasi melalui perubahan pola makan dan peningkatan aktivitas fisik secara konsisten. Sementara itu, obesitas sering kali memerlukan penanganan lebih intensif, seperti penggunaan obat medis atau bahkan tindakan operasi.
5. Respons terhadap Gaya Hidup Sehat
Overweight cenderung lebih responsif terhadap perubahan gaya hidup, seperti pola makan sehat dan olahraga rutin. Sebaliknya, obesitas membutuhkan usaha yang lebih besar dan berkelanjutan dalam jangka panjang untuk mencapai penurunan berat badan yang efektif.
Banyak orang yang berada dalam kategori overweight merasa tubuhnya “baik-baik saja” karena belum terlihat besar secara visual. Padahal, peningkatan berat badan secara perlahan bisa menjadi awal dari obesitas.
Kuncinya ada pada pola hidup sehat yang dijaga konsisten. Nutrisi seimbang, aktivitas fisik rutin, serta tidur cukup menjadi fondasi penting. Bila perlu, konsultasikan kondisi tubuh ke tenaga kesehatan untuk mendapat arahan yang tepat.
Bila Anda merasa berat badan mulai meningkat, inilah saat yang tepat untuk mengatur kembali pola makan Anda. Namun, mengatur makan saat berat badan mulai naik sering terasa menyulitkan, apalagi jika harus memasak sendiri.
Quessfit hadir sebagai solusi praktis lewat catering sehat yang lezat, bergizi, dan mendukung program penurunan berat badan lewat pola makan sehat. Menu Quessfit dirancang khusus disesuaikan dengan kebutuhan tubuhmu. Yuk, jaga tubuh tetap ideal dan sehat mulai dari piring makanmu.
Ambil promo paling hemat sekarang, dapatkan 3 bulan catering sehat dan nikmati 3 minggu gratis senilai 2,25 juta!
